Monday, June 3, 2013

Surat Gembala Pemilu 2004



SURAT GEMBALA PEMILU 2004
Konferensi Waligereja Indonesia

CARILAH KEBENARAN DAN KEADILAN


Saudara-saudari yang terkasih,

01. Pemilihan Umum sudah di ambang pintu. Konferensi Waligereja Indonesia mengajak Anda menanggapi peristiwa ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki mutu kehidupan berbangsa dan bernegara.

02. Kita merasa wajib untuk ikut mencari jalan mewujudkan cita-cita bangsa membangun Republik Indonesia. Republik mengandung pengertian cita-cita luhur, yaitu bahwa semua yang berada di dalamnya mempunyai kesempatan yang sama untuk hidup sejahtera. Republik menjadi kenyataan apabila anggota masyarakatnya, baik dalam sikap maupun tindakan, lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongan sendiri.

03. Pemilihan Umum merupakan kesempatan penting bagi rakyat Indonesia untuk ikut menentukan orang-orang yang akan dipercaya memimpin negeri ini; untuk menilai, memperbaharui atau mengakhiri kontrak politik antara pemilih dan yang dipilih. Pemilihan Umum juga merupakan kesempatan untuk memperbaiki pranata sosial seperti partai politik, lembaga legislatif dan kepresidenan, sehingga dapat berperan dalam membangun masyarakat yang semakin adil dan sejahtera.

04. Sebagai bagian integral bangsa Indonesia, tidak boleh tidak kita terlibat di dalam setiap usaha untuk mengupayakan kesejahteraan bangsa kita. Meskipun Pemilihan Umum bukan satu-satunya alat untuk menyelesaikan semua masalah yang kita hadapi, tetapi dapat menjadi salah satu sarana
yang menentukan untuk mengupayakan kesejahteraan bersama.

Saudara-saudari terkasih,

05. Sehubungan dengan Pemilihan Umum 2004 ini, dari antara banyak hal yang perlu dicermati, kami ingin menarik perhatian Anda pada beberapa hal berikut ini: pertama, tentang tata pelaksanaan pemungutan suara; kedua, tentang calon legislatif; dan ketiga, tentang partai-partai.

Tata pelaksanaan pemungutan suara

06. Sejauh kami telah mempelajarinya, cara memilih pada Pemilihan Umum 2004 ini tidak mudah dan sangat berbeda dibandingkan dengan Pemilihan Umum sebelumnya. Diperlukan ketelitian yang luar biasa untuk mengikuti cara yang tercantum di dalam Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan Pemilihan Umum.

Maka, carilah waktu dan kesempatan untuk secara pribadi - tetapi lebih baik bersama-sama di dalam kelompok - mempelajari dan mendalami seluk-beluk Pemilihan Umum 2004 ini. Secara khusus, perhatikanlah secara kritis apa yang dimaksud dengan Daerah Pemilihan, Bilangan Pembagi Pemilih dan Nomor Jadi.

 
07. Sehubungan dengan calon legislatif, pilihlah orang-orang yang dapat dipercaya untuk memimpin negara dan menjalankan pemerintahan demi kesejahteraan umum. Cermatilah, apakah mereka memang dapat dikatakan orang baik. Layakkah mereka dijadikan pemimpin? Jujurkah mereka? Mana yang mereka utamakan : kepentingan pribadi, golongan sendiri atau kepentingan umum? Pilihlah mereka yang benar-benar mengutamakan kepentingan umum dan
tidak korup.

08. Memang, tidak mudah menjatuhkan pilihan. Kalau Anda tidak dapat menentukan pilihan dari antara orang-orang yang selama ini Anda kenal, carilah di kalangan orang-orang baru, bukan mantan pejabat yang bermasalah dan bukan mereka yang mempergunakan kekerasan untuk memenangkan diri; bukan pula mereka yang menyalahgunakan senjata yang mematikan atau memanipulasi media massa demi kepentingan sendiri atau golongannya saja. Berusahalah juga mencari orang-orang muda yang cerdas, masih segar, mempunyai pendirian tegas, mandiri dan tanpa pamrih untuk benar-benar terlibat dalam mengusahakan kesejahteraan umum.

09. Marilah kita berusaha untuk mendapatkan calon legislatif yang mengembangkan sikap toleran dalam kehidupan antarumat beragama, mereka yang mengamalkan nilai-nilai luhur agamanya sehingga dengan nyata menghargai orang-orang di luar agamanya sendiri. Pilihan kita tidak pandang agama. Kita utamakan mutu moral dan kemampuan pribadi. Kita tidak memberikan suara kepada mereka yang tidak memberi perhatian pada pelestarian lingkungan, yang menganggap diri kebal hukum dan yang tidak menghormati hak serta martabat perempuan. Memberikan pilihan kepada calon legislatif perempuan yang bermutu, merupakan tindakan nyata untuk mengakui peran perempuan dalam mengambil keputusan politik.

Carilah calon legislatif yang betul-betul cakap dan mampu. Jangan memilih orang yang malas, ingkar janji, tidak disiplin, tidak mempunyai hati untuk rakyat kecil, lemah, miskin dan tersingkir.
Mari kita cari dan pilih orang yang memiliki integritas moral yang tinggi.

10. Namun, pribadi tidak bisa dilepaskan dari lingkungannya. Maka, cermatilah juga lingkungan hidup mereka. Mungkin Anda merasa telah memperoleh calon yang pantas dipilih. Lanjutkanlah dengan meneliti lingkungannya: dengan siapa dia bergaul, dengan siapa dia membentuk
jaringan dan kerjasama. Kalau calon pilihan Anda ternyata berada di dalam jaringan orang-orang yang sebetulnya tidak berniat untuk melibatkan diri dalam pengembangan negeri ini, jangan jatuhkan pilihan kepadanya. Dekat-dekat dengan kerbau yang sedang berkubang, kotor juga jadinya.

Partai-partai

11.Perhatikanlah juga partai-partai peserta Pemilihan Umum. Pelajari Anggaran Dasarnya, cara mereka berkampanye dan bagaimana mendapatkan dana untuk itu. Politik uang kita tolak. Bukan uang, melainkan suara hati-lah yang menentukan pilihan kita. Telitilah pula siapakah para calon
legislatif mereka? Memiliki nama-nama tenar saja bukanlah jaminan mutu. Jangan terkecoh oleh nomor urut mereka, karena tidak mustahil seseorang mendapatkan nomor jadi dengan cara yang curang.

Pergunakan jaringan kerjasama seluas mungkin untuk mencari tahu tentang partai yang rencana kerjanya berpihak kepada rakyat dan bukan pada uang. Dengan kata lain, carilah partai yang benar-benar mendasarkan perjuangannya pada Pancasila, yang calon legislatifnya menjadikan semua sila sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara di dalam Republik Indonesia ini. Jangan sampai salah memilih partai. Ibarat membeli buah, tergiur pada kulit, ternyata busuk ketika dibuka.

Saudara-saudari terkasih,

12. Menghadapi cara memilih yang tidak mudah ini, jangan putus asa atau menyerah. Kesulitan-kesulitan itu seharusnya justru membangkitkan niat dan kehendak untuk saling membantu, khususnya dalam lingkungan Anda sendiri. Banyak saudara dan saudari kita yang tidak biasa dengan budaya baca tulis, menjadi bingung ketika tiba-tiba dihadapkan pada kertas berukuran besar yang berisi tanda-tanda dan tulisan yang maknanya sangat asing bagi mereka. Ulurkan tangan untuk membantu. Dengan demikian bersama mereka Anda menjalani pendidikan politik.

13. Pemilihan Umum ini merupakan bagian dari proses panjang perubahan dari pemerintahan yang otoriter menuju pemerintahan yang demokratis. Karena itu, hak untuk memilih hendaknya dipergunakan sesuai dengan suara hati yang telah dijernihkan dan dipertajam dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas. Tidak mempergunakan hak pilih dapat berarti
menyerahkan hasil pemilihan kepada orang lain yang mungkin tidak sejalan dengan harapan kita.

14. Tetapi tidak mustahil, setelah mempelajari dengan cermat, mengamati dengan teliti, Anda tidak menemukan partai dan orang yang layak dipilih. Dalam keadaan seperti itu, kerap kali orang lalu berkesimpulan untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Kami dapat memahami tindakan seperti itu sebagai ungkapan untuk tidak setuju bahwa negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang tidak mampu dan tidak dapat dipercaya. Memilih orang-orang yang tidak mampu dan tidak layak dipercaya berarti menjerumuskan bangsa ini ke dalam kesengsaraan yang lebih besar.

Namun kami berpendapat bahwa tidak memilih saja belum cukup. Kami berharap agar siapa pun yang tidak mempergunakan hak pilihnya tetap bekerjasama untuk mewujudkan masyarakat yang semakin adil, damai dan sejahtera. Karena kita orang Indonesia, memilih atau tidak, memiliki panggilan yang sama, yaitu menegakkan sebuah republik yang semakin adil, damai dan sejahtera.

15. Kecuali memilih anggota DPR RI/DPRD dan DPD, Pemilihan Umum 2004 ini, pada waktu yang berbeda, juga akan memilih secara langsung Presiden dan Wakil Presiden. Prinsip-prinsip yang kami kemukakan di atas, berlaku juga untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

16. Dengan tegas kami mengajak Anda sekalian untuk menolak kekerasan. Jangan sekali-kali menyetujui kekerasan yang terbuka atau pun yang terselubung. Sedapat mungkin, mulai dengan lingkungan masing-masing, kita semua mengusahakan agar kekerasan tidak dibenarkan dengan alasan apa pun juga.

Penutup

17. Akhirnya, marilah kita rangkai Pemilihan Umum 2004 ini dengan doa-doa kita. Semoga bangsa kita tidak mengambil langkah yang salah, langkah mundur atau langkah yang membawa malapetaka. Sebaliknya, semoga berkat dan kebijaksanaan dari Yang Maha Kuasa mengantar Republik Indonesia ke masa depan yang lebih adil dan sejahtera.

Jakarta, 20 Januari 2004

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA

ttd

Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J.
Ketua

Uskup Agung Ignatius Suharyo
Sekretaris Jendral


No comments:

Post a Comment